Senin, 14 Maret 2011

Cinta, Merah Jambu,dan Sakura (Part 2)

*Sambungan dari Part 1* :)

"Um.. Hikari, apa kita pernah bertemu sebelumnya?
" Maafkan aku, tapi sepertinya aku belum pernah bertemu dengan Rai."
"O..oh, begitu ya?"
"Kenapa?'
"Tidak, tidak ada apa-apa."
Haah... Sepertinya pikiranku salah. Masa' aku pernah bertemu dengannya. Aneh-aneh saja pikiranku ini. Pasti, Hikari memikirkan yang aneh-aneh tentangku. Tapi, tetap saja bayangan itu tetap ada di pikiranku. Ya, bayangan Sakura teman masa kecilku dulu ketika aku masih di Indonesia.
"Baiklah anak-anak, kita mulai pelajaran hari ini. Buka buku teks pelajaran halaman lima puluh. Kita sekarang akan mencoba untuk mempelajari tulisan kanji Yuki (雪;salju) dan kanji Hikari (光;cahaya)."
"Wah, pas sekali dengan nama Hikari ya." kata Sato dengan lantang
"Ya, kamu benar. Pas sekali hari ini Hikari datangke sekolah kita." lanjut Pak Yosei
"Ah, terima kasih." jawab Hikari dengan senyumnya yang tetap manis.
Aku tetap terdiam. Walaupun pandanganku ke papan tulis, tetap saja pikiranku membayangkan sosok Sakura, yang keberadaannya tidak ku ketahui sampai saat ini.
" Rai-kun! Apa yang kamu lakukan!? Kenapa kamu tidak memperhatikan bukumu!? Tumben kamu melamun. Biasanya kamu tidak seperti ini."
Kata-kata Pak Yosei menyadarkanku. Aku pun kaget dibuatnya. 
" Ah, maafkan saya Pak." kataku kepada Pak Yosei.
"Ya sudah. Tapi, untuk hukuman karena kamu tidak memperhatikan pelajaran tadi maka sekarang coba tulis kani Yuki di depan."
" Maaf memotong pembicaraan, Pak. Tapi Bapak belum mencontohkan cara untuk menulis Kanji itu." kata Sato yang mencoba untuk melindungiku.
" Barkan saja. Rai pasti bisa. Lagipula ini adalah hukumannya." tegas Pak Yosei
" Baik Pak, saya akan coba." kataku dengan tenang.
Sambil berjalan  menuju ke depan kelas, aku sempat mendengar samar-samar suara teman-temanku yang membicarakan tentang masalah ini. Aku tidak peduli dengan apa yang mereka bicarakan. Dengan tenang, aku mulai mencoba menulis kanji itu.
" Apa ini cukup, Pak?" tanyaku kepada Pak Yosei.
" Hmm.. Ya, bagus. Seperti biasa tulisan itu sempurna. Kamu memang hebat. Silakan kembali ke mejamu." jawab Pak Yosei dengan tetap menatap kepada tulisan ku yang tepat di depannya.
"Terima kasih, Pak." kataku
" Wah, Rai-kun tetap saja bisa mengerjakan soal sesulit apapun ya."
" Ya, benar-benar hebat. Padahal, aku pikir dia tidak akan bisa menulis kanji itu. Itu kan kanji yang susah."
Aku mendengar ucapan-ucapan teman-temanku tentangku. Padahal bagiku hal ini biasa saja. Tapi, mereka suka sekali membesar-besarkan masalah yang sepele.
Rai-kun, sugoi desu ne..!! ( Wah, hebat sekali Rai ). Menurutku, kanji itu sangat sempurna."
"Terima kasih. Tapi, aku pikir itu biasa saja." kataku kepada Hikari seraya menjawab tanggapannya tadi.
Lalu, aku pun mulai membuka pembiacaraan kepada Hikari. Tadi, aku berpikir sepertinya aku cukup dingibn kepada Hikari. Makanya sekarang aku memulai untuk berbicara padanay.
"Um.. Hikari, kamu tinggal di mana?" tanya ku.
" Aku tinggal di kota Haido. Di perumahan kedutaan RI."
" Wah, kalau begitu kebetulan sekali! Aku juga tinggal di sana. Aku anak dari Pak Hendarman Siswanto, Duta Besar Ri di Jepang."
" Oh, jadi kanu anak dari Pak Hendarman itu? Orang tuaku juga mengenal Pak Hendarman. Orangtuaku sekarang bekerja di kantor pusat Kedutaan Besar Ri di sini."
" Bagus dong. aku jadi punya teman baru yang cantik dan manis. " kataku yang tanpa sadar merayunya sedikit.
" Ah, aku tidak seperti itu kok." jawabnya dengan wajah yang merah karena agak malu.
" Ah, maaf aku tidak bermaksud untuk mengatakan itu tadi." kataku dengan kebingungan.
" Bagaimana kalau nanti kita pulang sekolah sama-sama?" tanyaku kepadanya dengan tetap berwajah merah karena malu.
" Um.. boleh. Aku juga ingin keliling kota."
"Ok, kalau begitu, nanti aku ajak kamu ke tempat yang paling bagus di sekitar sini."
" Rai, Hikari! Apa yang kalian lakukan!? Cepat kerjakan tugas kalian!" teriak Pak Yosei kepada kami
" Ba..baik, Pak!" jawab kami hampir bersamaan.
Setelah itu, kami mulai untuk mengerjakan tugas kami. Ruangan kelas yang laus itu sunyi seketika ketika kami semua mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Yosei. AC yang mengeluarkan udaranya yang sejuk dan dingin menyejukkan ruangan kelas ini, seperti ingin membantu dan memberikan semangat kepada kami semua untuk mengerjakan tugas. Tetapi, sesaat bayangan Sakura lagi-lagi muncul di pikiranku. Aku berusaha untuk menghilanhkannya dan berkonsentrasi untuk mengerjakan tugas itu. Aku pun diam-diam tetap melihat Hikari yang sedang menherjakan tugasnya dengan tenang. Tapi, aku senang sekali karena aku dapat mengajaknya berbicara dan keliling kota setelah pulang nanti...
                                                                                                                                 Sambung ke Part 3

Minggu, 13 Maret 2011

Cinta, Merah Jambu,dan Sakura (Part 1)

* Cerpen ini adalah postingan pertama saya di blog. Saya harap, cerpen ini sangat menghibur anda.* :)   

" Berdiri, beri salam!"
" Selamat pagi Pak Guru! "         
" Selamat pagi, anak-anak."
 Itulah yang aku lakukan setiap hari di kelas. Sebagai ketua kelas X1, aku bertugas untuk menyiapkan kelas setiap harinya. Sudah hampir enam bulan aku di kelas ini. Ya, kelas X1 di SMA Furinkazan, Jepang. Entah kenapa aku yang ditunjukkan sebagai ketua kelas di kelas ini. Mungkin, karena aku orang yang cepat beradaptasi dengan lingkungan. Ya, pekerjaan orangtuakulah yang membuat aku berada di negeri sakura ini.
" Rai-kun, kamu sudah bikin PR belum?
Tiba-tiba saja Sato Yoshimura, temanku memula pembicaraan kepadaku.
" Ah, PR Kanji itu kan? Aku sih sudah bikin. Kenapa? Oh, kamu tidak bikin lagi?"
" Eh, bukan begitu. Aku..aku sudah selesaim kok. Hanya ingin mencocokknanya saja. Boleh ya."
" Huh, ya sudah. Ini, jangan sampai ketahuan Pak Yosei. Kalau ketahuan, bukan hanya kamu  tapi aku juga akan kena."
"Hehehe... wakarimashita, Rai-kun ( Ya, aku mengerti ). Arigatou, Rai-kun. ( Terimakasih )."
Ya, Sato adalah teman pertamaku di sekolah ini. Dia selalu seperti itu. Dia selalu malas untuk mengerjakan PR. Tapi, sebenarnya dia itu anak yang pintar. Ayahnya bekerja sebagai Inspektur Kepolisian Tokyo. Ibunya adalah seorang pemain musik tradisional Jepang yang sangat terkenal. Dia itu paling jago olahraga. Banyak anak perempuan yang sangat menyukainya, bahakn ada yang pernah mengajaknya kencan. Tapi, dia menolak semua ajakan itu. Alasannya, katanya sih perempuan-perempuan itu sama sekali tidak menarik bagibya. Padahal kalau boleh jujur, aku sih merasa bahwa perempuan-perempuan yang mendekati Sato sangat cantik.
"  Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru, yang berasal dari Indonesia."
Tersentak aku mendengar kata-kata yang disebutkan Pak Yosei.
"Dari Indonesia? " kataku dalam hati
Hee.. Indonesia? Rai-kun, kau berasal dari sana juga, kan?"
"Iya"
Rasanya bibirku membeku. Di ruangan yang berkapasitas 20 orang ini, aku terdiam. Tiga Buah AC yang ada di dalam kelas mengeluarkan hawa sejuknya, yang bagiku itu sama saja membuatku membeku. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Murid pindahan dari Indonesia. Seperti apa orangnya?
" Nah, masuklah"
" Ba..Baik."
Samar-samar terdengar suara anak baru itu. Dari suaranya sepertinya anak perempuan. Anak itu pun masuk melalui pintu depan.
" Nah, anak-anak inilah murid baru itu" seru Pak Yosei
"Waw.. cantiknya" seru beberapa murid di kelas
" Nah, utsukushi desu ne! ( cantiknya! )" kata Sato
Aku tetap diam seribu bahasa. Benar sekali. Anak perempuan itu sangatlah cantik. Rambutnya yang panjang dan berponi seakan-akan menari-nari tertiup angin yang berasal dari AC. Tapi, dari wajahnya kelihatan seperti orang Jepang asli.
" Sudah-sudah. Jangan ribut. Nah, silakan perkenalkan diri kepada semuanya."
" Baik. Hajimemashite, Minna! ( Perkenalkan semuanya!) Nama saya Yuki, Yuki Hikari. Saya berasal dari Indonesia. Saya lahir di Tokyo. Mohon bantuannya semua!
Kami mendengarkan perkenalannya dengan seksama. Tutur katanya sangat sopan. Kami semua terpesona oleh bahasanya yang lembut itu. Termasuk aku.
" Nah Hikari, kamu akan duduk di..."
"Di sebelah saya saja pak!" kata Sato dengan semangat
" Jangan Pak, di sebelah saya saja." kata murid yang lain
" Sudah-sudah. Biar saya saj yang menentukan. Hikari, kamu bisa duduk di sebelah Rai. Rai adalah ketua kelas di kelas ini, dan juga sebagai ketua OSIS di sekolah ini."
" Ah, baik. Terima kasih, Pak."
Hikari pun mulai berjalan ke arahhku. Sambil berjalan dia senyum kepada seluruh kelas. Semuanya terpesona melihat senyumnya yang manis itu.
" Kenalkan, aku Hikari." katanya sambil menampakkan senyumnya yang manis."
" Ah, aku Rai. Perkenalkan." kataku
Saat memperkenalkan diriku, aku mengarahkan pandanganku ke arahnya. Dan, saat itu juga aku baru sadar bahwa semakin dekat melihat Hikari, semakin cantik juga dirinya. Lalu, terbersit di benakku  bayangan seorang gadis yang sudah kukenal sejak masih kecil di Indonesia. Semakin dekat aku melihat Hikari, semakin jelas pula bayangan gadis itu. Benar, sekarang jelas sudah bayangan itu. Hikari mirip sekali, mirip sekali dengan sakura....
                                                                                                                            Sambung Ke Part 2

My Playslists

Miku!! ^^

Kaito Shion ^^

Singing Hatsune Miku